Selasa, 08 Maret 2011

Hakikat Manusia


Sebelum memahami hakikat manusia, sebaiknya kita mengetahui definisi dari kata hakikat. Hakikat berasal dari haqqun, benar, sejati. Hakiki adalah kesejatian, yang sejatinya, yang sesungguhnya.  

1.      Manusia ber-Tuhan

Manusia mempunyai kecendrungan untuk mempercayai tuhan-tuhan (politheisme). Tuhan-tuhan ini mungkin tidak terumuskan dalam kata-kata, tetapi ada dalam keyakinan yang sangat dominan dan lebih lanjut terekpresi dalam tingkah laku. Sebagai contoh ; orang yang tidak berpendidikan, tidak bisa mendefinisikan apa itu tuhan tetapi mereka yakin ada tuhan yang menguasai lautan, tuhan yang menyuburkan tanaman para petani. Orang yang berpendidikan, kosmonot Rusia, melakukan pemujaan dikuburan Lenin dan Stalin secara ritualistik, sebelum dan sesudah melakukan penerbangan keluar angkasa.

Fakta kecendrungan berpolitheis ini pada saat yang bersamaan juga meniadakan atheis. Atheis adalah omong kosong. Barangkali ada orang-orang yang mengklaim bahwa mereka tidak percaya adanya tuhan, Klaim itu biasanya muncul pada saat, pertama orang putus asa, atau kedua orang yang sedang senang. Tetapi disaat orang-orang tersebut mengalami situasi mencekam oleh ramainya petir dan awan gelap tatkala ditengah sawah, diombang-ambing oleh ombak ketika kapal ditengah laut, ketika pesawat mengalami masalah, ketika terperangkap kericuhan dan kebrutalan massa. Mereka akan berdo’a memohon keselamatan pada Tuhan.

Setiap orang pada dasarnya percaya adanya Tuhan, atau bahkan adanya tuhan-tuhan. Manusia percaya adanya tuhan, kepercayaan ini sudah ada dengan sendirinya tertanam didalam hati sanubari setiap orang sejak lahir.
   
2.      Tugas Manusia dari Tuhan

Dari banyak teks agama, dapat disimpulkan bahwa Tuhan memberikan tugas kepada manusia untuk mengelola bumi, menjadi wakil Tuhan di bumi. Oleh karena itu sangatlah absurd jika Tuhan menciptakan manusia tapi tidak memungkinkan manusia untuk mengetahui kehendak Tuhan. Maka dari itu sangat perlu kita mengetahui hakikat dari manusia, sebagai yang diamanahi untuk mengelola bumi oleh Tuhan, hamba Tuhan.

 3.      Skenario Kemerdekaan Manusia

Hakikat manusia adalah hamba Tuhan. Dengan menjadi hamba Tuhan maka manusia akan merdeka, jadi nilai atau hak yang paling utama dari manusia adalah kemerdekaan.

Kemerdekaan untuk berkehendak bebas (free will) dan kebebasan untuk memilih (free choice). Kemerdekaanlah yang membedakan manusia dari makhluk lain, seperti alam, jin dan malaikat.

Harga diri seseorang sebenarnya terletak pada kadar kemerdekaanya. Masalahnya, bagaimana mungkin manusia bisa merdeka padahal setiap individu dilahirkan dilahirkan dan pasti melalui fase bayi yang amat sangat lemah. Setiap bayi sangat tergantung pada ibunya. Tetapi patut dicatat bahwa setiap seorang ibu telah dianugerahi perasaan kasih sayang kepada anak yang dilahirkannya sedemikian sempurnanya (limit tak berhingga) sampai hanya setingkat dibawah rahmat Tuhan.

Kenyataan kemurnian kasih sayang ibu yang tanpa pamrih ini membuat nilai kemerdekaan sang anak tidak akan tercemar oleh sifat ketergantungan kepada kasih sayang ibu pada saat awal hidupnya. Bukti-bukti empiris kasih sayang ibu dapat kita amati dari banyak kejadian keseharian hidup kita. Sebagai contoh ; Marylin Monroe yang berhenti melakukan hal-hal yang sensasional demi sang putri dari hasil kumpul kebonya dari pelatih aerobiknya. Madonna bergaya anggun ketika teringat atau menatap alis dan mata putrinya.

Kasih sayang ibu juga ditopang oleh kasih sayang ayah yang kesempurnaanya setingkat dibawah kasih sayang ibu. Demikianlah skenario Tuhan dalam menjaga kemerdekaan seorang bayi. Selain itu untuk dapat mempertahankan kemerdekaanya dalam interaksi antara sesamanya dan antara manusia dengan alam, Tuhan memberi secara cuma-cuma kenikmatan ; Akal dan Rasa. Akal bisa digunakan untuk menimbang, menganalisa, memahami dan menentukan pilihan. Sedangkan rasa bisa digunakan untuk menciptakan, menikmati seni dan keindahan serta kasih sayang kepada manusia dan alam.
   
4.      Kaitan Tuhan, kemerdekaan, dan dua instrumen ; akal dan rasa

Dalam perjalanan hidupnya manusia seringkali terpaksa kehilangan atau terpasung kemerdekaannya lantaran dikuasai oleh orang lain atau oleh ambisi-ambisi pribadi. Tidak sedikit orang yang terpaksa melacurkan diri baik secara fisik maupun intelektual karena uang, karier dan kedudukan. Banyak orang yang merunduk dan menjilat orang lain. Orang-orang kehilangan nilai utamanya, yaitu ; kemerdekaan.

Karena hakikat manusia itu adalah sebagai hamba Tuhan maka seharusnya manusia merdeka itu adalah hanya tunduk kepada Tuhan, tidak boleh merunduk oleh siapapun kecuali Tuhan. Tuhan adalah tujuan akhir dari segala kehendak dan keinginan.

Alam semesta adalah sebuah sistem, teleologis, artinya bertujuan. Melayani tujuan penciptanya dan melakukan hal itu berdasarkan rancangan. Dunia benar-benar satu sistem yang teratur bukan chaos (kacau). Didalamnya kehendak Sang Pencipta selalu terwujud. Pola-pola ini terpenuhi dengan adanya kemustian aturannya. Pola-pola ini berlaku untuk semua makhluk kecuali manusia. Tindakan manusia adalah satu-satunya contoh dimana kehendak Tuhan diaktulisasikan tidak secara otomatis, melainkan dengan bebas dan sukarela.

Fungsi fisis manusia menyatu dengan alam, karena itu mematuhi hukum-hukum dengan kemustian yang sama seperti makluk yang lain, tetapi fungsi spiritualnya yakni pemahaman dan tindakan moralnya diluar ketentuan alam, bergantung pada pelakunya serta kepatuhan pelakunya. Aspek moralnya hanya bisa dipenuhi dengan kemerdekaan yakni kemungkinannya untuk dipenuhi dan dilanggar sama terbukanya.

Materi Komunitas Pemuda Sepuluh Nopember (KOMPAS)
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya